Kamis, 05 Maret 2009

Menyunat Nyamuk

Ada 3 pendekar yang sedang pamer kebolehan.
Pendekar 1: “Lihat, lalat sedang terbang saya sabet pakai rencong, dua sayapnya putus!!!”
Pendekar 2: “Lihat, lalat saya sabet pakai badik, badannya putus jadi 2!!!”
Pendekar 3: “Lihat seekor nyamuk sedang terbang saya sabet pake clurit.”
Nyamuk itu tidak jatuh, tetapi terbang dan berputar-putar.
Pendekar 1 dan 2: “Wah…, sabetan clurit anda tidak kena. Lihat nyamuknya masih terbang dan berputar-putar di atas kepala saudara.”
Pendekar 3: “Eeiit jangan salah! Saya memang tidak bermaksud membunuh nyamuk itu. Sabetan saya cuma menyunat anunya doang. Coba tangkap, pasti anunya tidak ada lagi.”

Ungkapan Bahasa Sederhana

Seorang pria mengeluh kepada dokternya bahwa ia punya sebuah penyakit yang aneh, yaitu tidak bisa mengerjakan perkerjaan-pekerjaan rumah yang seharusnya dia lakukan.
Setelah sang dokter memberikan penjelasan yang lengkap tentang penyakitnya itu, si pria itu berkata, “Baik, dok. Saya bisa mengerti itu. Tapi, tolong sekali lagi jelaskan kepada saya dengan bahasa yang lebih sederhana tentang penyakit saya ini!”
“Baik! Dengan bahasa sederhana…”, jawab sang dokter, “Anda Malas!”
“Oke!”, kata si pria itu. “Sekarang, beritahu saya istilah medisnya, sehingga saya bisa memberitahukan kepada istri saya!”

Jumlah Kaki Burung Onta

Saat pulang dari sekolah, Tutut sangat bergembira karena memperoleh hadiah dari gurunya.
“Tutut diberi hadiah Ibu Guru, Mam.”
“Kenapa Ibu Guru memberimu hadiah?”
“Karena Tutut memberi jawaban yang benar. Bu Guru bertanya berapa jumlah kaki burung Onta dan Tutut menjawab tiga.”
“Lho… bukankah kaki burung Onta itu jumlahnya dua?”
“Iya sih… tapi teman-teman sekelas menjawab empat. Tutut yang menang, soalnya jawabannya yang paling dekat!”
“@#$%^$&**”

Tidak ada komentar: